Kamis, 16 Februari 2012

Do’a Dalam Perspektif Islam

Sebelum mengkaji segala sesuatu yang berhubungan dengan do’a, sebaiknya diketahui dan dipahami terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan do’a. Pengertian do’a dapat diketahui dari pengertian secara etimologi dan terminologi, yaitu dari segi kebahasaan dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli.
Dari segi etimologi (kebahasaan), do’a berasal dari bahasa Arab yaitu dari akar kata دعا- يدعو – دعوة - دعا, artinya seruan, panggilan, permintaan dan permohonan. Kata-kata do’a dalam al-Quran memiliki pengertian yang bermacam-macam, antara lain:
a.       Permintaan, dalam QS. al-Mukmin 40: 60
Artinya: “Dan berkata Tuhanmu “memintalah kamu kepadaKu aku akan mengabulkan permintaanmu itu....” (QS. al-Mu’min 40: 60)
b.      Permohonan, dalam QS. al-Baqarah 2: 23
Artinya: “… dan mohonlah (bantuan) kepada orang-orang yang dapat membantumu….” (QS. al-Baqarah 2: 23)
c.       Panggilan, dalam QS. al-Isra’ 17: 52
Artinya: “ pada hari Ia memanggil kamu…” (QS. al-Isra’17: 52)

d.      Pujian, dalam QS. al-Isra’ 17: 110

Artinya: “Katakanlah, pujilah Allah atau pujilah Ar-Rahman….” (QS. al-Isra’17: 110)

e.       Percakapan, dalam QS. Yunus 10: 10
Artinya: “ Percakapan mereka di dalamnya (surga) ialah Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami…” (QS. Yunus 10: 10)

f.       Ibadah, dalam QS. Yunus 10: 106
Artinya: “ Dan janganlah kamu beribadah kepada yang selain Allah, yaitu kepada sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat kepadamu dan tidak dapat pula memberi mudharat…” ( QS. Yunus 10: 106)

g.      Seruan, dalam QS. an-Nahl 16: 125
Artinya: “Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasehat yang baik dan diskusi dengan cara yang lebih baik…” (QS. an-Nahl 16: 125)

Jadi secara bahasa, do’a memiliki makna yang kaya sebagaimana yang diulas di atas. Do'a dapat berarti permintaan, permohonan, panggilan, pujian, percakapan, ibadah atau seruan. Pengertian ini tergantung kepada pemakaian kata do’a dalam tatanan bahasa atau kalimat.
Adapun pengertian do’a secara terminologi dapat dipahami dari efinisi yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini
a.      Syahminan Zaini
Berdo’a berarti memohon sesuatu kepada Allah SWT dengan cara menyatakan kerendahan diri dan ketundukan kepada-Nya.
b.      Dadang Hawari
Do’a adalah permohonan yang dimunajatkan kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun.
c.      Muhammad Kamil Hasan al-Mahami
Do’a adalah memohon kepada Allah SWT untuk mendapatkan kebaikan-Nya.
d.     Toto Tasmara
Berdo’a berarti memanggil diri sendiri.
e.      M Quraish Shihab
Do’a dalam istilah agamawan menurut M.Quraish Shihab adalah permohonan hamba kepada Tuhan agar memperoleh anugerah pemeliharaan dan pertolongan, baik buat si pemohon maupun pihak lain yang harus lahir dari lubuk hati yang terdalam disertai dengan ketundukan dan pengagungan kepada-Nya.
f.       Abdul Halim Mahmud
Do’a adalah keinginan terhadap Allah SWT atas apa yang ada pada-Nya dari semua kebaikan dan mengadu kepada-Nya dengan memohon sesuatu.

Dari definisi yang diberikan oleh para ahli tersebut, maka dapat dipahami bahwa do’a adalah suatu permohonan seorang hamba kepada Allah SWT sebagai Sang Khalik untuk memperoleh kebaikan, anugerah kehidupan dunia dan akhirat dengan memanggil jiwa untuk hadir, tunduk dengan sepenuh hati. Dengan demikian, do’a memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1)      Do’a merupakan pemanggilan jiwa.
Do’a diartikan sebagai seruan. Hakikat dari do’a adalah memanggil, menyeru diri sendiri dan menyerahkannya kepada Allah dalam rangka beraudiensi dengan Allah SWT. Pemanggilan jiwa berarti menyadari kesalahan dan berusaha untuk melakukan perubahan sehingga dapat memperoleh kepercayaan diri dan penyempurnaan kekuatan.
2)      Do’a bertujuan untuk memperoleh kebaikan.
Sesuatu yang diperoleh dari do’a adalah ketenangan jiwa dan harapan yang akan meningkatkan mutu kehidupan manusia. Dalam berdo’a, Allah menjamu manusia dengan Rahman dan Rahim-Nya. Allah memberikan kelapangan bagi hamba yang merasakan kesulitan dan memberikan harapan yang pasti bagi hamba yang dalam keputusasaan. Allah menciptakan manusia yang tegar dan mantap dalam menapaki kehidupan sehingga manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini diperoleh manusia karena setelah berdo’a, manusia memiliki keyakinan bahwa Allah akan selalu menyertai dan meredhai tiap langkah perjuangannya.
3)      Do’a dilakukan dengan cara menceritakan kembali permasalahan yang dialami kemudian diiringi dengan penetapan harapan yang diinginkan kepada Allah SWT. Dalam tahap ini manusia menyadari kesalahan dan mengambil keputusan (harapan) dalam rangka perubahan ke depan yang lebih baik.

Uraian ini menjelaskan bahwa do’a merupakan suatu moment penting yang luar biasa diberikan Allah untuk hamba-Nya, yaitu moment untuk memperoleh ketenangan jiwa, perubahan diri yang harus dilakukan dengan keyakinan yang mantap dan kepercayaan diri yang tinggi.
Secara umum do’a terbagi ke dalam dua pengertian, yaitu:
1)      Do’a melahirkan maksimum kehinaan dan kerendahan diri dalam keadaan tiada berdaya dan berkekuatan dan menyatakan hajat, keperluan, ketundukan kepada Allah SWT.
2)      Do’a menyatakan apa yang dikehendaki seseorang terhadap Allah SWT untuk mendapatkan kemanfaatan atau menolak kemudharatan.

1 komentar: