Jumat, 10 Februari 2012

optimisme dalam perspektif islam

Optimisme berasal dari akar kata optimis dan imbuhan isme (paham, aliran). Optimis artinya sikap pandangan hidup yang dalam segala hal dipandang kebaikannya saja. Adapun isme berarti paham. Jadi optimisme secara etimologi berarti suatu paham (sikap) pandangan hidup yang memandang segi-segi kehidupan dari segi kebaikannya.
Adapun optimisme secara terminologi dapat dipahami dari defenisi yang diutarakan oleh para ahli sebagai berikut:
a.       M.Ali Ghanim Ath-Thawil
Optimis berarti harapan, pandangan yang positif, ketenangan hati, bijaksana dan juga berarti semua aktivitas kebaikan yang mengandung makna optimis.
 
b.      James Drever dalam buku Kamus Psikologi :
Optimis adalah sikap pada bagian individu dalam menghadapi kehidupan atau kejadian-kejadian tertentu, yang cenderung, kadang-kadang sangat kuat untuk menduduki sisi yang penuh dengan harapan: sebuah filsafat hidup dan filsafat alam raya, dicirikan dengan pandangan bahwa “inilah yang terbaik dari semua dunia yang mungkin”.
c.       Ubaydillah
Optimisme berarti meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus dan keyakinan itu digunakan untuk menjalankan aksi yang lebih bagus guna meraih hasil atau yang lebih bagus.

d.      Lorens Bagus
Optimisme dalam pengertian psikologi merupakan sikap pikiran yang condong melihat segala sesuatu dari seginya yang baik (afirmasi) terhadap dunia, keterbukaan pada dunia.

e.       Najib Kailani sebagaimana yang dikutip oleh M Ali Ghanim ath-Thawil :
Hakikat optimis adalah aktivitas fisik, ruh dan mental.

            Optimisme memiliki dua pengertian, yaitu:
a.       Optimisme adalah doktrin hidup yang mengajarkan manusia untuk meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus (manusia mempunyai harapan)
b.      Optimisme berarti kecenderungan batin untuk merencanakan aksi, peristiwa atau hasil yang lebih bagus.
Apabila digabungkan dua pengertian di atas maka optimisme berarti meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus dan keyakinan itu digunakan untuk menjalankan aksi atau kegiatan yang lebih baik guna meraih hasil yang lebih baik. Adapun optimis yang dimaksud dalam pengkajian ini  adalah adanya pandangan positif manusia akan potensi diri dan kemampuannya untuk memecahkan dan menghadapi masalah yang ada dan untuk mencapai harapan masa depan sehingga pandangan ini mengiringi langkah perjuangan hidup manusia.
Adapun optimis dalam Islam, khususnya dalam Ilmu Tasauf yang mempelajari tentang diri manusia, lebih dikenal dengan istilah raja’. Raja’ (harapan) merupakan suatu maqam bagi orang yang berjalan menuju Allah dan hal (sifat mental) bagi orang yang menuntut dan ingin mencapai ketinggian budi.
            Para ahli sufi mendefenisikan Raja’ (optimis) sebagai berikut :
a.       Ibnu Qudamah al-Muqadasi
Raja’ adalah sesuatu yang terlintas di dalam hati yang merupakan harapan pada masa yang akan datang. Rasa lapang dada karena menantikan yang diharapkan dimana hal yang diharapkan itu memang mungkin terjadi.
b.      Imam Qusyairi
Raja’ adalah terpikat hati kepada sesuatu yang diharapkan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
c.       Imam al-Ghazali
Hakikat raja’ adalah kelapangan hati dalam menantikan hal yang diharapkan pada masa yang akan datang dalam hal yang mungkin terjadi.

Dari defenisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas maka dapat diuraikan bahwa optimis merupakan cakupan dari komponen-komponen berikut ini:
a.       Optimisme merupakan suatu sikap, doktrin, keyakinan yang dimiliki oleh manusia terhadap segala hal yang dilalui dan akan dilalui manusia.
b.   Optimisme beranjak dari segi pikiran yang menyenangkan, baik, munculnya harapan kehidupan yang lebih bagus.
c.     Optimisme diaplikasikan dengan aksi yang tampak sebagai gambaran atau tanda bahwa seseorang memang optimis. Aksi ini dilakukan untuk meraih harapan yang ada dan tercapainya keinginan yang dituju dengan usaha yang maksimal. Namun apabila aksi ini tidak terlaksana atau dengan kata lain hanyalah sebuah ungkapan maka seseorang tidak dianggap orang yang optimis.
d.      Hal yang diharapkan adalah hal yang mungkin terjadi.
e.    Optimisme merupakan penantian harapan yang diserahkan kepada Allah SWT atau wujud dari orang yang bertawakkal.
           Optimisme ini hendaknya senantiasa mendiami jiwa manusia. Ini dikarenakan bahwa optimisme merupakan:
a.       Energi positif (dorongan)
b.      Perlawanan
c.       Sistem pendukung

1)      Energi positif (dorongan)
Optimisme (harapan) dibutuhkan untuk mengeluarkan energi positif dalam diri manusia sehingga manusia mau berusaha dan terdorong untuk bekerja demi kehidupan hari esok yang bahagia atau sukses.
2)      Perlawanan
Orang yang optimis punya perlawanan yang kuat untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya orang yang optimisnya rendah (pesimisme) biasanya punya perlawanan yang lebih rendah, cenderung pasrah pada realita ketimbang memperjuangkannya.
3)      Sistem pendukung
Optimisme berfungsi sebagai sistem pendukung. Apabila seseorang menginginkan keberhasilan lalu berpikir berhasil, punya kemauan untuk berhasil, punya sikap yang dibutuhkan untuk berhasil dan melakukan hal-hal yang dibutuhkan maka secara logika seseorang tersebut akan menuai keberhasilan.
Optimisme di sini tidak berfungsi sebagai tempat bergantung, namun merupakan suatu metode. Yaitu metode untuk mengeluarkan energi positif perjuangan sehingga manusia dapat mengatasi masalah secara positif sepositif harapan yang ada.
optimiskanlah diri anda seoptimis harapan anda.!!!
salam semangat untuk semua...:)

1 komentar:

  1. saya bisa minta daftar referensi dari tulisan ini? saya membutuhkan untuk tugas akhir saya, ini email saya: farina.amelia93@gmail.com. terima kasih :)

    BalasHapus